Minggu, 04 Mei 2014

Melatih Diri 03



­­­Tanya Jawab Seputar Melatih Diri  03

Pertanyaan :

Praktisi yang melatih Pratyutpanna Samadhi dapat melihat para Buddha di sepuluh penjuru berdiri di hadapannya, apakah ini yang disebut dengan bunga bermekar bertemu Buddha?

Master Chin Kung Menjawab :

Bertemu Buddha, ada yang benar-benar bertemu Buddha, namun juga ada Mara yang menyamar jadi Buddha. Darimana bisa membedakannya? Dari dalam hatimu sendiri. Setelah hatimu benar-benar telah suci, tak ternodakan, maka akan bertemu Buddha asli. Bertemu dengan Buddha asli juga tak perlu merasa kegirangan, begitu muncul rasa senang, maka Buddha adalah Mara, dia telah merusak kesucian hatimu.

Tujuan dari praktisi pelafal Amituofo adalah “pikiran terfokus tak tergoyahkan”, dia muncul untuk merusak pikiran terfokusmu, karena pikiranmu telah goyah. Begitu anda jadi kegirangan maka akan memberitahu orang lain : “Hari ini saya telah bertemu Buddha, lalu Buddha bagaimana-bagaimana……..”, maka itu anda sesungguhnya bertemu dengan Mara, bukan bertemu Buddha.

Di dalam Surangama Sutra tertera bahwa : “Meskipun melihat kondisi batin Buddha juga jangan dipedulikan, maka ini adalah kondisi batin yang bagus; jika sebaliknya malah melekat, begitu timbul kegirangan, maka kondisi batin ini adalah kondisi batin Mara”. Maka itu apakah itu adalah Buddha atau Mara tidak berada di luar, namun di dalam hati sendiri.

Seharusnya kala diri sendiri melihatnya, seharusnya menganggap tidak melihatnya, hati tetap suci, seimbang dan tercerahkan, takkan terpengaruh oleh kondisi luar, ini adalah kondisi batin Buddha. Meskipun melihat Mara, makhluk halus jahat yang menyeramkan, hatimu juga takkan goyah, seolah-olah tidak ada yang terjadi, rupa yang menyeramkan itu juga adalah Buddha.

Maka itu, hal yang membuatmu kegirangan atau mengeluh, maka kekotoran pikiranmu sudah digantungnya, inilah yang disebut kondisi batin Mara. Sebaliknya jika anda tidak timbul kerisauan, hatimu suci dan seimbang, kondisi batin apapun yang muncul adalah kondisi batin Buddha.

Jika sudah memahami prinsip ini, ketika anda membuka mata dan melihat banyak orang, anda merasa benci, maka muncullah kondisi batin Mara; jika anda melihatnya dan merasa sukacita, maka muncul juga kondisi batin Mara. Melihat semua kondisi batin dan hati tak tergoyahkan, maka pastikan takkan ada khayalan, perbedaan dan kemelekatan, takkan melekat pada “anggapan adanya aku, manusia, makhluk lain, dan kehidupan ini”.   

Maka itu, melatih diri itu ada dimana? Yakni melatih hati dalam menghadapi masalah dan kondisi batin yang muncul, tanpa kondisi batin ke mana kita harus melatih diri? Seorang praktisi pergi ke mall jalan-jalan, ini juga melatih diri, di mall banyak tersedia produk-produk yang menarik hati, semuanya boleh dilihat dan diketahui, ini juga adalah kebijaksanaan. Setelah melihatnya bagaimana? Tak tergoyahkan, takkan ada niat pikiran “barang ini bagus ya, saya juga ingin memilikinya”. Samadhi adalah tidak timbul niat pikiran, tidak membeda-bedakan, ini adalah samadhi mendalam; “prajna(kebijaksanaan)” adalah melihat dengan jelas dan memahaminya. Samadhi dan prajna dipelajari dalam aktivitas keseharian, mengenakan pakaian dan makan nasi, setiap aktivitas keseharian sekecil apapun adalah sila, samadhi dan prajna.

Maka itu bertemu Buddha, seharusnya bersikap melihat seperti tidak melihat, tak perlu bilang ke orang lain. Pada jaman dulu guru sesepuh Aliran Sukhavati yang pertama Master Hui Yuan, tiga kali melihat Alam Sukhavati, tidak pernah mengatakannya pada orang lain. Hingga saat menjelang ajal, pemandangan Alam Sukhavati muncul kembali, saat itu barulah memberitahu para hadirin : “Pemandangan Alam Sukhavati telah pernah muncul tiga kali, sekarang muncul lagi, saya akan pergi”.

Ketika ada orang yang bertanya padanya bagaimana rupa panorama Alam Sukhavati, beliau menjawab : “Serupa dengan yang tercantum dalam Sutra Usia Tanpa Batas”. Pada jaman Master Hui Yuan, sutra yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin masih sangat sedikit, hanya ada Sutra Usia Tanpa Batas, sedangkan Amitabha Sutra dan Amitayurdhyana Sutra masih belum diterjemahkan, maka itu pada jaman tersebut mereka mengandalkan Sutra Usia Tanpa Batas. Maka itu jika belum sampai saat menjelang ajal, tidak perlu mengatakannya pada orang lain.

Kemudian guru sesepuh dan para praktisi senior memberitahu kita bahwa andaikata kita memiliki kondisi batin maka boleh diberitahu kepada guru kita, memohon pada guru untuk memberi pengesahan, tetapi tidak boleh sembarangan  dibilang ke orang lain. Mengapa demikian? Saat anda memiliki niat pikiran ingin mengatakannya pada orang lain, hatimu telah tercemar. Jika dapat melihat semua kondisi batin serupa tidak melihatnya, hatimu mengetahuinya namun takkan meninggalkan jejak di hati, ini adalah ketrampilan melatih diri yang tinggi!

 

問:修般舟三昧見到十方佛站在前面,請問是否花開見佛之意?

答:見佛,有真的見到佛,也有魔變現的佛。從什麼地方辨別?從你自己心裡辨別。心裡辨別也有程度上的差別,自己心真正到清淨,一切不染著,會見到真佛。見到真佛也不必生歡喜心,一生歡喜心,那個佛就是魔,他把你的清淨心破壞了。我們念佛人的目標是「一心不亂」,他來就把你的一心破壞了,因為你的心亂了。你一歡喜就告訴人:「我今天見到佛,佛如何…」,所以你是見到魔,不是見到佛。《楞嚴經》講:「見到佛的境界也不要理會,就是好境界;如果一著相,一生歡喜,這個境界就是魔境界。」因此,是佛、是魔不在外面,而是自己的心,自己見到了,心還是跟沒有見到一樣,依舊是清淨平等覺,沒有受外境干擾,這是佛境界。縱然見到魔,見到妖魔鬼怪、青面獠牙,你心裡還是如如不動,若無其事,那個青面獠牙也是佛。所以,只要讓你起歡喜心或者起怨恨心,你的煩惱被他勾起來了,這就是魔境界。反之,你不生煩惱,心地清淨平等,什麼境界都是佛境界。

懂得此原則,你睜開眼睛看到許多人,你看到會討厭,魔境界就現前了;你看到就歡喜,魔境界也現前了。看到所有境界,心不動,就是決定沒有妄想、分別、執著,決定不執著「我相、人相、眾生相、壽者相」。更深一步,是連這個念頭都沒有,那就是「我見、人見、眾生見、壽者見」都沒有,你的功夫成就了。

因此,真正修行在哪裡?就在境界上歷事鍊心,離開境界到何處去修?修行人到市場去觀摩,觀摩是修行,那個產品日新月異,樣樣看清楚,樣樣都懂,這是智慧。看了怎麼樣?如如不動,決定沒有「這個東西很好,我想得到一個」的這種念頭。「定」就是不起心、不動念、不分別、不執著,這是甚深禪定;「慧」是樣樣清楚、樣樣明白。定慧等學都在生活當中,穿衣吃飯點點滴滴都是戒定慧三學。

所以,見到佛,應當要保持見如不見,不必跟人家說。從前淨土宗初祖慧遠大師三次見到西方極樂世界,從未跟人提過一個字。他到往生的時候,西方極樂世界現象又現前了,這時才告訴大家:「西方極樂世界以前見過三次,現在又現前了,我要去了。」人家問他見到的境界相,他說:「跟《無量壽經》講的完全一樣。」慧遠大師那個時代,經典翻譯得很少,只有《無量壽經》翻譯出來,《阿彌陀經》跟《觀無量壽佛經》都還沒有翻成中文,所以最初他們依靠的就是《無量壽經》。因此,不是到自己臨走,就不需要跟人講。

  以後祖師大德們告訴我們,如果我們有境界可以跟自己的老師講,請老師印證,但不能隨便跟別人講。為什麼?你有想跟別人講的這個念頭,心裡就已經被污染了。能看到一切境界就像沒有看到一樣,事情都知道,心裡不落印象,這個功夫高!十二因緣講「愛、取、有」,「有」斷了,就是不落印象,這是最高的功夫。21-090-0090