Selasa, 31 Desember 2013

Tanya Jawab 24



Tanya Jawab

Umat Bertanya :

Belajar Buddha Dharma harus mencapai “kondisi batin tiada kehendak lagi”, apakah dengan “kondisi batin tanpa kehendak lagi” maka kita tidak perlu berusaha lagi dalam menjalani karir kita?

Master Chin Kung Menjawab :

Kalangan Buddhisme membahas tentang “kondisi batin tanpa kehendak lagi”, bukanlah maksudnya semua pekerjaan tidak perlu dilakukan lagi, ini adalah kesalahan. Seperti yang kita bahas tentang “melepaskan”, sebagian orang telah salah paham, sehingga melepaskan pekerjaannya dan tidak melakukan apa-apa lagi, sekarang tidak memiliki uang, biaya hidup jadi masalah, ini semua adalah salah mengartikan maknanya. Buddha dan Bodhisattva mengajarkan kita untuk melepaskan adalah melepaskan kepentingan diri sendiri, melepaskan hati yang menginginkan ketenaran dan keuntungan, bukan artinya melepaskan tugas dan kewajiban.

Makna dari “tiada kehendak” adalah tiada hati khayal dan hanya ada hati yang sesungguhnya, tiada pikiran jahat dan hanya ada pikiran baik, bukan artinya sampai hati sejati dan pikiran baik juga tidak ada, maka ini menjadi manusia kayu, ini adalah kesalahan. Di dalam sutra Mahayana di jelaskan tentang “tiada kehendak”, adalah menunjuk pada makna tiada hati khayal, yang juga adalah tiada hati khayal, tiada hati perbedaan dan tiada hati yang melekat. Sedangkan pikiran yang tulus, pikiran suci, pikiran seimbang, pikiran benar, pikiran maitri karuna, ini adalah pikiran yang sesungguhnya, hati ini seharusnya ada, sedangkan yang bertentangan dengan lima jenis pikiran ini harus ditiadakan.

Kita menyelesaikan pekerjaan dengan kesungguhan hati, tak peduli bekerja di bidang mana maupun di jabatan mana, adalah merupakan karir Bodhisattva. Buddha dan Bodhisattva adalah “belajar menjadi guru manusia, bertindak sebagai teladan dunia”, menjadi contoh yang baik bagi semua makhluk, antara sesama rekan kerja, kita dapat memberi teladan yang baik buat mereka. Umpamanya, usaha yang sedang anda kelola, harus dijalankan dengan pikiran tulus dan jujur, memberi manfaat bagi semua makhluk, takkan demi keuntungan semata maka melukai makhluk lain. Seorang pedagang jelmaan Bodhisattva akan senantiasa menjalankan bisnisnya dengan jujur, jika hanya memikirkan keuntungan semata, maka harus menggunakan kejujuran untuk meraup keuntungan, pasti takkan kurang keuntungannya. Jika dengan perbuatan jahat, dengan cara menipu untuk mengambil keuntungan dari orang lain, maka apa yang dia peroleh adalah memang ada dalam garis hidupnya, “apa yang diterima sekarang adalah telah digariskan sebelumnya”, maka itu tidak perlu menggunakan cara menipu untuk memperoleh keuntungan.       

  


問:學佛要達到無心境界,請問無心境界是否事業也不要努力了?

答:佛家講無心的境界,不是說什麼事情都不要做了,那是錯誤的。就像我們講的「放下」,有些人誤解了,把工作辭掉什麼都不幹了,現在沒有錢,生活成了問題,這是完全錯會意思。佛菩薩教導我們放下,是放下自私自利、名聞利養之心,不是把什麼事都放下。

「無心」的意思,就是無妄心有真心、無惡心有善心,不是連真心也沒有,善心也沒有,這就變成木頭人,那就錯了。大乘經講「無心」,是指無妄心的意思,也就是無妄想心、無分別心、無執著心。而真誠心、清淨心、平等心、正覺心、慈悲心,這是真心,這個心有,與這五種心相反的沒有。

我們用真心去工作,無論在哪個行業、工作崗位,都是菩薩事業。佛菩薩是「學為人師,行為世範」,做一切眾生的好榜樣,我們在同行裡面,就給同行做一個好模範。譬如,你所經營的事業,決定要用真誠心去做,利益一切眾生,決不為小利而傷害眾生。菩薩商人決定是貨真價實,如果真為賺錢,要用真誠心賺錢,絕對不會少賺。若用造罪業、欺騙眾生的手段賺錢,還是命中有的,「一飲一啄,莫非前定」,所以決定不用欺騙人的手段謀取利潤。21-90-49