Rabu, 11 Desember 2013

Tanya Jawab 17



Tanya Jawab

Umat Bertanya :

Ketika saya belajar ilmu pengetahuan duniawi, jadi merasa ini hanya membuang waktu saja, seharusnya waktu tersebut digunakan untuk belajar Buddha Dharma. Tetapi ketika belajar Dharma, saya jadi tidak dapat melepaskan ilmu pengetahuan duniawi, karena digunakan untuk mencari nafkah membiayai hidup. Maka itu, ilmu pengetahuan duniawi tidak dipelajari dengan baik, Buddha Dharma juga tidak dilatih dengan trampil, saya ingin bertanya bagaimana seharusnya?   


Master Chin Kung Menjawab :

Anda seharusnya menyelesaikan pendidikan dulu, barulah ada sebuah pekerjaan tetap yang dapat membantu anda untuk tidak merisaukan biaya hidup. Hanya saja tidak perlu mengejar hidup berlebihan, asalkan dapat hidup layak sudah cukup, dengan demikian barulah dapat mengerahkan segenap hati untuk belajar Buddha Dharma.

Sebelum belajar Buddha Dharma, selesaikan dulu soal nafkah hidup, jika dengan taraf hidup terendah masih juga bermasalah, mana mungkin kita masih bersemangat mempelajari Ajaran Buddha? Umat berkeluarga yang menjalani kehidupan sederhana, sekeluarga hidup dengan penuh sukacita, barulah dapat dalam belajar Buddha Dharma ada hasilnya.

Pada jaman dulu para Bhiksu  yang berhasil dalam melatih diri jumlahnya banyak, sekarang malah sedikit, alasannya terletak pada hal ini. Jaman dulu umat Buddha memberi persembahan kepada anggota Sangha berupa lahan sawah, jadi vihara memiliki pemasukan. Vihara menyewakan lahan sawah  tersebut kepada penduduk lainnya, sehingga vihara memiliki pendapatan tetap, tidak perlu bergantung pada dana umat lagi dan tidak perlu melakukan kebaktian-kebaktian untuk mencari pemasukan serta membina hubungan baik dengan para donatur. Oleh karena keuangan tidak bermasalah lagi, maka hatipun jadi tenang, melatih diri jadi mudah berhasil.

Jaman sekarang sudah susah, vihara tidak memiliki aset riil dan pemasukan tetap. Seluruh pemasukan harus bergantung pada kebaktian-kebaktian, maka itu anggota Sangha yang melatih diri sulit untuk berhasil. Kami mengamati dengan seksama, mengapa umat berkeluarga lebih mudah berhasil? Karena umat berkeluarga memiliki pekerjaan, setiap bulan ada penghasilan tetap, maka itu pikiran mereka lebih tenang dan suci daripada anggota Sangha.

Anggota Sangha masa kini jika ingin melatih diri sesuai dengan ajaran, masih dimungkinkan. Tetapi mereka kini telah kehilangan keyakinan diri, “kepada siapa harus bergantung?” “Apakah Rupang Buddha dan Bodhisattva hasil pahatan dapat diandalkan?” Andaikata tidak memiliki keyakinan diri maka hal ini amat sukar.

Jika sebaliknya mampu membangkitkan keyakinan pada Buddha dan Bodhisattva, maka tiada kerisauan yang akan muncul, mati kelaparan juga ikhlas. Buddha dan Bodhisattva pasti akan menjaga dirimu, dalam kondisi susah pasti ada yang datang membantumu, ada jalinan jodoh yang tak terduga, ini adalah berkat perlindungan dari Triratna.

Jika kita tidak memiliki penghasilan tetap, karena kita tidak tahu umat mana yang akan datang memberi persembahan, tetapi asalkan kita memiliki satu niat pikiran : melafal Amituofo adalah demi untuk terlahir ke Alam Sukhavati. Jika memang tidak ada lagi pemasukan, maka hati kita semakin teguh, melafal Amituofo dengan setulusnya. Sehari tak makan sehari melafal Amituofo; dua hari tak makan, dua hari melafal Amituofo, tiga, empat hari kemudian terlahir ke Alam Sukhavati, kita harus memiliki keyakinan sedemikian, jangan melekat pada hidup dan takut mati.

Di dalam buku catatan tentang kisah para praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati, Bhiksu Ying Ke dari Dinasti Song, tiga hari tidak makan dan tidak tidur, menfokuskan pikiran melafal Amituofo, Buddha Amitabha menjemputnya terlahir ke Alam Sukhavati. Ada contoh yang nyata, apa yang harus kita takutkan!

Amitabha Sutra mengatakan : “sehari sampai tujuh hari”, kami percaya, maka itu kami selalu menjaga ketulusan dan kesucian, takkan memaksakan kehendak pada orang lain. Jika ada umat yang ingin memberi persembahan uang dalam jumlah besar maka kami akan bertanya : “ Darimana asal usul uang anda? Apakah keluarga anda tahu anda ingin berdana?”  Untuk berdana kepada Buddha haruslah uang halal, jika keluarga tidak mengetahuinya, maka akan merusak keharmonisan keluarga, atau asal usulnya tidak benar, hasil pinjaman, kami boleh tidak menerimanya.      




問:學習世間學問時,想到這是浪費時間,應該把時間用在佛學上。但學佛時又不放心世間學問,因為它可以賺錢活命。因此,世間學問沒有學好,佛法亦無功夫,請問應如何是好?

答:你應該先把世間學問學好,有一技之長能幫助自己生活無有牽掛。但生活不必太富裕,日子能過就好,這樣就能全心全力來學佛。佛法言:「法輪未轉食輪先」,我們最低的生活若有問題,還有何心思學佛?所以,在家同修一定是過自己最低的生活沒有問題,一家人歡歡喜喜、快快樂樂,這樣學佛才能得力。

古時候出家人道業成就多,現在出家人道業成就少,道理都在此。古時候居士供養出家人是用田地、山林,所以寺院庵堂都有產業。寺院將田地租給農夫,寺院的經濟就有固定收入,所以他不求信徒,沒有經懺佛事與應酬。因為經濟沒有問題,所以心安,修道容易成就。現在困難了,寺廟沒有恆產、沒有收入,收入完全靠經懺佛事與法會,所以出家人修行道業很難成就。我們仔細觀察,在家信徒為什麼有成就?在家人有事業,每個月有固定收入,因而他的心比出家人定、比出家人清淨。

出家人即使在現今環境,要如理如法修行,還是可以做到的。但出家人缺乏信心,「這要靠什麼生活?」「泥塑木雕的佛菩薩能靠得住嗎?」自己沒有信心,這就難了。果然對佛菩薩有堅定的信心,一點疑慮都沒有,餓死也情願。佛菩薩一定會照顧你,真有苦難時會有人來幫助你,會有意想不到的緣分,這是三寶加持。

我們對經濟來源沒有把握,因為我們不知道何人會來供養,但我們只有一個信念:念佛只為求往生淨土。真正沒有經濟來源,我們的心更加堅定,老實念佛。一天沒得吃,念一天佛;兩天沒得吃,念兩天佛,三、四天就往生了,我們要有如此的信念,不要貪生怕死。《淨土聖賢錄》的宋朝瑩珂法師,三天不吃飯、不睡覺,一心念阿彌陀佛,阿彌陀佛就帶他往生了。有這個例子,我們怕什麼!《彌陀經》云:「若一日到若七日」,我們相信,所以心永遠保持真誠、清淨,決定不向外攀緣。若有人送錢來供養,錢的數目太大,我們要問:「你錢從何而來?家人曉不曉得?」供佛的財是淨財,若家人不知,會破壞家庭和睦,或者來源不正、借貸,我們可以不接受供養。21-90-46